Pengetahuan terus berkembang selaras dengan peradaban manusia yang
semakin modern. Ilmu lingkungan merupakan salah satu ilmu yang mengintegrasikan
berbagai ilmu yang mempelajari makhluk hidup dengan lingkungannya, antara lain
dari aspek sosial, ekonomi, sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai tempat
berbagai asas dan konsep ilmu yang saling terkait untuk mengatasi masalah
hubungan antara jasad hidup dengan lingkungannya.
ASAS 1.
Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau
ekosistem dapat dianggap sebagai
energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari suatu bentuk
ke bentuk yang lain, tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan.
Asas ini menerangkan bahwa energi dapat diubah melalui berbagai
macam cara contohnya makanan yang
dimakan oleh hewan kemudian hewan itu
bergerak bebas.
ASAS 2. Tak ada
sistem pengubahan energi yang betul-betul efisien
Azas 2 berarti meskipun energi itu tidak hilang, namun energi
tersebut dapat diubah dalam bentuk bermanfaat. Contohnya siklus piramida
makanan, tingkatan konsumen yang paling bawah mendapatkan asupan energi yang
banyak, sebaliknya konsumen paling atas
hanya mendapatkan sedikit, disamping itu pada setiap tingkatanpun energi tidak
dimanfaatkan secara efisien / banyak terbuang.
ASAS 3. Materi, energi, ruang, waktu dan
keanekaragaman, semuanya termasuk kategori sumber alam.
Materi dan energi pasti termasuk kedalam sumber daya alam. Ruang
yang dimanfaatkan oleh organisme hidup untuk hidup dan berkembang dapat
dianalogkan dengan materi dan energi, karena dibutuhkan, sehingga secara asas
termasuk katagori sumber alam. contohnya apabila suatu spesies hanya memakan
satu spesies saja akan mudah terancam punah, namun apabila makanannya
beranekaragam dia akan mampu “survive”.
ASAS 4. Untuk semua kategori sumber alam, kalau
pengadaanya sudah optimum, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan
penambahan dengan penambahan sumber alam
itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini tak ada
pengaruh yang menguntungkan lagi.
Pengadaan sumber alam mempunyai batas optimum, yang berarti bahwa
batas maksimum maupun minimum sumber alam akan mengurangi daya kegiatan sistem
biologi. Dari sini dapat ditarik suatu arti yang penting, yaitu karena adanya
ukuran optimum pengadaan sumber alam
untuk populasi, maka naik turunnya jumlah individu populasi itu
tergantung pada pengadaan sumber alam pada jumlah tertentu.
ASAS 5. Ada dua
jenis sumber alam dasar, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat merangsang
penggunaan seterusnya, dan yang tidak mempunyai daya rangsang penggunaan lebih
lanjut.
Pada asas 5 ini ada dua hal
penting, pertama jenis sumber alam yang tidak dapat menimbulkan
rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua sumber alam yang
dapat menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan lebih lanjut.
Contohnya Suatu jenis hewan sedang mencari sumber makanan. Kemudian
didapatkan suatu jenis tanaman yang melimpah di alam, maka hewan tersebut akan
memusatkan perhatiannya kepada penggunaan jenis makanan tersebut. Dengan
demikian, kenaikan sumber alam (makanan) merangsang kenaikan pendayagunaan.
ASAS 6. Individu
dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada saingannya,
cenderung berhasil mengalahkan
saingannya itu.
Pada asas ini berlaku “seleksi alam”, artinya bagi spesies-spesies
yang mampu beradaptasi baik dengan faktor biotik maupun abiotik, dia akan
berhasil daripada yang tidak dapat menyesuaikan diri. Misalya jerapah yang lehernya pendek akan punah
karena tidak mendpat sumber makanan yang terdapat pada daaun pepohonan.
ASAS 7. Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas
lebih tinggi di alam lingkungan yang mudah diramal.
Komunitas fauna dasar laut mempunyai keanekaragaman spesies
terbesar, hal ini dijumpai pada habitat yang sudah stabil sepanjang masa dan
lama. Semakin lama keadaan lingkungan dalam kondisi yang stabil, maka semakin
banyak keanekaragaman spesies yang muncul disitu sebagai akibat berlangsungnya
proses evolusi.
ASAS 8. Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh
keanekaragaman takson, bergantung kepada bagaimana nicia dalam lingkungan hidup
itu dapat memisahkan takson tersebut.
Pada asas ini menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai nicia
tertentu, sehingga spesies-spesies tersebut dapat berdampingan satu sama lain
tanpa berkompetisi, karena satu sama lain mempunyai kepentingan dan fungsi yang berbeda di alam. Tetapi
apabila ada kelompok taksonomi yang terdiri atas spesies dengan cara makan
serupa, dan toleran terhadap lingkungan yang bermacam-macam serta luas, maka
jelas bahwa lingkungan tersebut hanya akan ditempati oleh spesies yang
keanekaragamannya kecil.
Contoohnya Burung dapat
hidup dalam suatu keadaan lingkungan yang luas dengan spesies yang kurang
beraneka ragam, karena burung mempunyai kemampuan menjelajah. Tumbuhan dan
serangga mempunyai gerakan terbatas, sehingga hanya dapat memanfaatkan bahan
makanan disekitarnya. Oleh sebab itu tumbuhan dan serangga lebih responsif
terhadap lingkungan terbatas dibandingkan dengan burung. Tumbuhan dan serangga
bila ada perubahan biokimia yang halus saja dapat menyebabkan perbedaan
genetika dalam perjalanan evolusinya. Jadi dalam waktu yang lama keanekaragaman
serangga dan tumbuhan meningkat, kemudian hidup dalam bentuk nicia suatu
lingkungan.
ASAS 9. Keanekaragaman
komunitas apa saja sebanding dengan biomassa dibagi produktivitas.
Pada asas ini menurut Morowitz (1968) mengatakan bahwa adanya
hubungan antara biomassa, aliran energi dan keanekaragaman dalam suatu sistem
biologi. Contohnnya Spesies bertambah dan terdapat juga tumbuhan dalam bentuk
komunitas tumbuhan yang berlapis-lapis.
ASAS 10. Pada
lingkungan yang stabil perbandingan antara biomassa dengan produktivitas (B/P)
dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimptut.
Sistem biologi mengalami evolusi yang mengarah kepada peningkatan
efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, yang
memungkinkan berkembangnya keanekaragaman. Dengan kata lain kalau kemungkinan
produktivitas maksimum sudah ditetapkan oleh energi matahari yang masuk kedalam
ekosistem, sedangkan keanekaragaman dan biomassa masih dapat meningkat dalam
perjalanan waktu, maka jumlah energi yang tersedia dalam sistem biologi itu
dapat digunakan untuk menyokong biomassa yang lebih besar. Pada kenyataan di
alam memang demikian, sebab spesies bertambah, dan ditemukan pula tumbuhan
berkayu sehingga diperoleh stratifikasi. Impliasiya pada komunitas buatan lahan
pertanian dengan jalan mengambil daun-daunannya untuk makanan hewan.
Cotoh : Apabila suatu masyarakat
berkembang semakin maju, memang secara keseluruhan ada penurunan harga energi
per unit produksi kotor nasional (gross national product), tetapi pada waktu
yang sama produksi kotor nasional per kapita naik dengan sangat cepat, sehingga
terdapat peningkatan pengeluaran energi per orang.
ASAS 11. Sistem
yang sudah mantap (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum mantap (belum
dewasa).
Artinya pada ekosistem, populasi yang sudah dewasa memindahkan
energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum
dewasa. Dengan kata lain, energi, materi dan keanekaragaman mengalir melalui
suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks, atau dari
subsistem yang lebih rendah keanekaragamannya ke subsistem yang lebih tinggi
keanekaragamannya. Misalnya Tenaga kerja dari ladang,kampung, kota kecil
mengalir ke kota besar(metropolitan) karena keanekaragaman kehidupan kota besar
melebihi tempat asalnya. Atau cendekiawan yang berasal dari daerah enggan
kembali ke asalnya, karena taraf keanekaragaman penghidupan kota besar lebih
tinggi dari daerah asalnya. Dengan demikian keahlian, bakat, tenaga kerja
mengalir dari daerah yang kurang ke daerah yang lebih beraneka ragam corak
penghidupannya.
ASAS 12.
Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat tergantung kepada kepentingan
relatifnya di dalam keadaan suatu lingkungan.
Asas ini merupakan kelanjutan dari asas 6 dan 7. Apabila pemilihan
(seleksi) berlaku, tetapi keanekaragaman terus meningkat di lingkungan yang
sudah stabil, maka dalam perjalanan waktu dapat diharapkan adanya perbaikan
terus-menerus dalam sifat adaptasi terhadap lingkungan. Jadi populasi pada
ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan
fisikokimia dibandingkan dengan populasi
pada ekosistem yang sudah mantap. Contohnya Adaptasi secara tiba-tiba
oleh serangga dan ikan yang berwarna semarak di daerah tropika yang kaya
keanekaragaman.
ASAS
13.Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan
keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat
menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi.
Asas ini merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas
yang mantap, jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat,
sehingga apabila terjadi suatu goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang
lain akan mengambil alih, dengan demikian komunitas masih tetap terjaga
kemantapannya. Apabila kemantapan lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi
keanekaragaman biologi, maka kemantapan faktor fisik itu akan mendukung
kemantapan populasi dalam ekosistem yang mantap dan komunitas yang mantap
mempunyai umpan-balik yang sangat kompleks. Contoh jumlah spesies tumbuhan dan
hewan habis di eksploitasioleh manusia dan menyebabkan semakin lama jumlahnya
semakin sedikit. Maka dari itu, perlu diperlukan suatu ilmu untuk menjaga
ekosistem ini tetap berjalan baik
ASAS 14. Derajat
pola keteraturan turun-naiknya populasi bergantung kepada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti
akan mempengaruhi populasi itu.
Asas ini merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak adanya
keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum
mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi. Conntohya Burung
elang sangat tergantung pada tikus tanah sebagai sumber makanan utama, dan
tikus tanah sangat bergantung pada spesies tumbuhan, tumbuhan tersebut
tergantung pada jenis tanah tertentu untuk hidupnya.
https://www.academia.edu/5153346/ASAS_DASAR_ILMU_LINGKUNGAN di akses pada 09/03/2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar